head-content'/> 2011-09-04 ~ Agam Media Center
Terima Kasih Anda Sudah Mengunjungi Website AGAM MEDIA CENTER [AMC] Milik Pemda Kab. Agam | Kritik, Informasi Dan Saran Sangat Kami Harapkan | silahkan kirim email ke : agam.mediacenter@gmail.com

Agam Media Center

Mohon maaf atas ketiadak nyamanan anda dalam mengunjungi blog ini, karena blog ini sedang dalam masa pengembangan

Basamo Mambangun Nagari

Dalam mejudkan kemajuan disegala lini kehidupan masyarakat, sangat penting peran serta semua unsur dan lapisan masyarakat

Agam Media Center

Mohon maaf atas ketiadak nyamanan anda dalam mengunjungi blog ini, karena blog ini sedang dalam masa pengembangan

Penanaman Pohon

Mari Hijaukan Lingkungan Demi Masa Depan Generasi Mendatang

Jangan Ada Kebakaran Lagi

Waspada Terhadap Bahaya Kebakaran Tang Mengintai Setiap Saat

Jumat, 09 September 2011

PERSAUDARAAN PEMBUNUH KONFLIK

Eksistensi agama dan adat, merupakan alat yang sangat vital dalam membentengi segala bentuk pertikaian dan permasalahan serta harus dilandasi dengan sikap persaudaraan yang cukup kental

“Kita tidak membutuhkan juru damai dan mediator yang banyak, sebab alat yang paling ampuh untuk memperkuat persaudaraan adalah melalui manisnya madu persaudaraan diantara sesama orang mukmin”, hal itu dikatakan Bupati Agam Indra Catri dalam wirid Korpri Jum’at (9/9) di masjid Nurul Falah Lubuk Basung.
Dikatakan bupati, konon adat juga memberikan penjabaran lebih jauh untuk memaknai pentingnya penyelesaian konflik, kalau “bacakak ka tangahkan carano”.

Kalau melibatkan banyak orang dan kaum maka dimusyawarahkan dengan ninik mamak. Intinya selesaikan konflik dan basmi bibit konflik dengan manisnya madu persaudaraan. Ada yang mengatakan untuk fase penyadaran sebab orang baru tahu sesuatu itu sangat berharga bila mana mereka sudah kehilangan.

Ditambahkan Indra Catri, kita tidak diajarkan untuk saling berburuk-burukkan, saling ejek dengan sebutan yang buruk apalagi memiliki sikap “Ghibah” atau saling makan bangkai dan minum darah saudara kita sendiri, sebab kebenaran itu hanyalah milik Allah semata.

“Sebab resep yang paling ampuh dalam memperkuat rasa persaudaraan adalah melalui, fitrahtul Fikriah (berpikir bersih ), Fitrahtul Qalbibiah ( jiwa yang bersih ) dan Fitrahtul Amaliah ( amalan yang bersih ),” papar bupati yang sangat dekat dengan masyarakatnya itu.

Apalagi, kita baru saja melaksanakan ibadah puasa, sebab puasa sesungguhnya mengajarkan kita untuk menjaga tiga hal tersebut. “Jadi sangat malang bila setelah berpuasa diantara kita masih ada bibit permusuhan, tidak mau saling memaafkan, dan tidak berupaya keras untuk menjaga ikhwatunnya,” pungkas Indra Catri. (AMC)

BUPATI AGAM DISEKOLAHKAN KE AMERIKA

Pemimpin Agam Ir. Indra Catri akan ditugaskan untuk mengikuti Eksekutif education corse on traforming leaders in Indonesia mulai tanggal 12 September sampai dengan 14 Oktober di Camridge, Massachusetts Amerika serikat.
Penugasan ini berdasarkan Surat Kementrian Sekretariat Negara RI No. B-817/Kemsesneg/Sesmen/KL.03.00.07/2011 tanggal 1 Juli 2011, bahwa Pemerintah menyetujui penugasan 35 orang pejabat ke Amerika Serikat, yang mana Ir. Indra Catri, M.Sp (Bupati Agam) ditunjuk sebagai salah satu dari pejabat yang ditugaskan untuk mengikuti program tersebut bersama beberapa pejabat lain yang diantaranya. H. Muzni Zakaria, M.Eng (Bupati Solok Selatan) dan Isman Imran, M.Si (Kepala Bappeda Agam) dan Ir. Said Alkhudri, MM (Kepala Bappeda Solok Selatan) yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat, serta Bupati / Walikota dan Kepala Bappeda lainnya di Indonesia.
Menurut Indra Catri melalui Kabag Humas Monisfar, program ini terlaksana atas kerja sama antara Badan Diklat Kementrian Dalam Negeri dangan Harvard Kenedy School Hardvard University, yang bertujuan agar para pejabat dapat melihat secara intens reformasi birokrasi dan juga untuk memahami dan meningglakan geo politik menuju konektif era (keluar dari visi misi individu menujuvisi bersama) dan meningkatkan interdependensi serta keberagaman (diversity).
Sebelum terbang ke Amerika serikat, Bupati Agam Indra Catri dan rombongan akan mengikuti persiapan pelaksanaan Education training di badan Diklat Kemendagri pada tanggal 11 sampai dengan 16 Srptember 2011 dengan materi penjelasan teknik perkuliahan, gambaran umum suasana training di Cambrige dan penjelasan tentang kunjungan ke North California serta pejelasan tentang kondisi iklim Amerika serikat.
Setelah itu, tanggal 16 september sampai dengan 6 Oktober 2011 dilanjutkan pelaksanaan Executif Taraining di kampus hardvard Universuty, Boston. Kemudian kegiatan ini berlanjut dengan kunjungan kerja ke Negara North California dengan fokus Perencanaan Pembangunan dan Pelaksanaan Pemerintahan pada tanggal 2 sampai dengan 9 Oktober 2011, dan diakhir kegiatan pada 9 sampai dengan 14 Oktober 2011 di Washington.DC dengan kegiatan pertemuan dengan Kedutaan Besar R.I, kunjungan ke Museum dan Objek Wisata. Sedangklan penanggung jawab program dari Harvard Keneddy School Harvard University adalah Elizabeth Osborne Ph.D.
Ditambahkan Monisfar yang baru dilantik menjadi kabag humas sebenarnya begitu berat bagi Bupati Agam untuk meninggalkan Agam untuk jangka waktu lebih dari satu bulan, apa lagi kepergian beliau saat ini sangat jauh ke Negara Amerika Serikat, namun beliau tetap jalankan dengan ikhlas demi tugas dan tanggung jawab serta hasil dari training ini juga akan imbas pada perbaikan dalam pengabdian terhadap masyarakatnya dari berbagai sektor. Namun dengan senyum khas dan mata berbinar Indra Catri menambahkan “Meskipun saya berada jauh, namun saya akan tetap dengan Agam, karena dari sana saya dapat memantau perkembangan Agam melalui kecanggihan teknologi media Internet. Jadi Agam akan selalu tetap berada di depan mata saya” (AMC)

MONISFARS. Sos SEORANG PEMIMPIN YANG TERAMAT SANGAT SAYA CINTA SEKALIGUS (pada masa ini) SAYA BENCI

Canduang - Jum'at, 09/09/2011 |

Di paga lauik bakuliliang
Rancak ranahnyo bayang Sulido
Putuih nan indak rago gantiang
Pacah nan tido ba paringgo

Oi cindawan salaweh tuduang,
Elok di ambiak ka aleh meja,
Ondeh awan sungkuik lah gunuang,
Nak pueh hati alang babega.
"MONISFAR, S.Sos" Beliau ialah seorang kecintaan saya yang tak pelak harus saya usir dari kepala saya belakangan ini. Mengulik pembuka keluh kesah saya ini, ketika awal sertijab pada tahun (saya lupa entah tarikh berapa masa itu) antara Budi perwiranegara dengan beliau, maka saya sesuai dengan fa'ali saya, tidaklah saya begitu memperhatikan wajah baru ini, karena amat tak sedaplah rasanya jika saya mematut matut seseorang yang baru muncul di dunia saya tak ubahnya saya mematut diri di depan cermin. menyigi setiap helai bulu yang tumbuh di kepala ini, melihat setiap kerut yang timbul di wajah saya.
Seiring berjalannya waktu, sembari menghalau-halau pedati PNPM di Canduang, sadang mailia mamudiak gan UPK Canduang jo kawan-kawan, saya mulai memberanikan diri untuk melirik beliau, mencoba menelaah dengan segala keterbatasan saya tentang siapa dan bagaimana kah gerangan Monisfar S.Sos ini, lalu saya menemukan beberapa hal menggelitik yang saya rasa amatlah perlunya untuk saya telisik lebih jauh; mulai dari senyum ramahnya, KURENAHnya yang begitu piawai untuk menyenangkan lawan bicara, polahnya yang mencoba untuk masuk dan bisa diterima oleh komunitas barunya ini (baca: Canduang), lalu kebijakan demi kebijakan yang timbul, ide-ide segar nya, salah satunya adalah postipel, itu adalah salah satu ide beliau untuk memanjakan masyarakat Canduang ini, tetapi barangkali tak bisa terlaksana dengan baik, dikarenakan pragmatisme masyarakat yang masih belum mampu memaknai arti sebuah ''perhatian seorang Camat''.
Tak lah sesiapa dapat kita persalahkan tersebab syu'alan itu, hanya saja saya sekarang jadi bergumam, ternyata ide itu lah yang tak tertampung oleh Canduang, bukanlah ide itu yang tidak hebat. Lalu ada lagi MERAPI, Gemar Zakat, CMC dan sederet hal yang ''sungguh elok'', INOVATIF. inilah barangkali kata yang tentu belum lah cukup untuk menampung pemaknaan dari hal ini. tapi sungguh telah membuat saya pribadi menjadi keteteran tatkala hanya untuk memahami sahaja lah baru.
Banyak manuver (istilah orang sekarang) yang telah beliau lakukan, ibarat layang-layang, sesekali menukik tajam, sesekali melenggok indah membawa radainya ke awan biru, lalu ada pula menyintak tali, kapiak bak cando mahunjam bumi, tapi berbalik lagi malenggang manisik langik tinggi, di tengah riuhnya telunjuk yang sedang asyik ''mengganyuik'' ujung banang itulah terbit rasa cinta saya pada beliau,
Saya merasa, ''ini adalah seorang figur pemimpin yang pasti tak kan cukup baginya hanya bersabung di gelanggang sempit ini,
Ya, saya menyadari sebenarnya (walaupun saya tidak pernah bisa menerima keputusan Agam 1 YANG MEMBAWA BELIAU KE BARUAH SANA NUN DI LUBUAK BASUANG) bahwa Canduang ini hanyalah Gelanggang sempit di pinggang gunuang Merapi, bagaimana mungkin mampu menampung ''galapua'' serta ''honjak'' KINANTAN ini? tentu beliau akan agak terkekang, karena KINANTAN ini butuh galanggang yang lebih luas, buliah bisa mangisa-ngisa bulu, dapek mahayun mahantak taji, susuah bakandak-kandak juo.
Nah, tak lah hendak saya meneruskan persetujuan saya ini tentang Agam 1 yang membawa beliau dari pinggang merapi ini jauh kebaruah sana hampir ka ombak nan badabua, karena otak saya ada menyetujui, tapi hati sayalah yang tidak menerima keputusan ini, saya pribadi setuju, karena beliau tentu akan mempunyai jamba yang lebih langkok untuak ditatiang kehadapan kita masyarakat Canduang khususnya, dan Agam pada umumnya, lalu lidah kita kan dapat mengecap berbagai macam cita rasa yang bergizi tinggi dan teramat sangat di butuhkan oleh TUBUH pembangunan Agam ini, tentu akan bisalah beliau untuk ber ''sipak sintuang muko balakang'' dalam menatiang jamba pembangunan Agam kedepannya.
Hanya saja, marilah sesaat kembali kita pada kekerdilan cara saya berfikir, bahwa saya begitu rakus untuk menikmati kebersamaan bersama beliau ini di Canduang sahaja, saya begitu oportunis, tak hendak saya membagi perhatian beliau untuk rang luhak Agam, INDAK..... sakali lai... INDAK dunsanak.......
Tak cukup bagi saya hanya satu orang Monisfar di Canduang ini, kalo buliah pintak jo pinto, handaknyo iyo nak baliak batimba bak manabang, tungkek batueh bak manahan condong, suok kida bak marewa tagak, sinan katawa jantuang nangko, siko ka lapeh kandak hati, lalu ada hal terbesar kenapa saya tak suka dan tak lah dapat menerima keputusan Agam 1 ini terkait dengan badan diri beliau ini, bahwa dengan berjalannya beliau ke baruah, maka tak lagi ada Monisfar S.Sos seorang pemimpin yang biasanya dapat saya keritik dengan segala kebodohan saya, dapat saya bantu ketika saya suka, dapat saya minta-i pertolongan ketika saya butuh, agak terpepeh jalan padati, ba iyo saya ke beliau, bukankah kita sepakat bahwa itu adalah sebuah kehilangan besar bagi saya?
Saya merasa telah amat tepat lah jikalau saya membenci Monisfar saat ini, (KENAPA???) karena saya tak lagi dapat memonopoli kepemilikan saya atas legesi beliau, karena saya tak lagi dapat mengatakan bahwa beliau itu milik saya di Canduang, sekarang telah serupa keadaan beliau itu dengan orang beranak banyak, saya harus membagi beliau dengan 15 kecamatan lainnya di luhak Agam ini.
Kecintaan saya terhadap beliau yang berkobar ini lalu bergelut pula dengan kebencian yang luar biasa karena ''beliau lah jadi urang baruah'', sekarang telah ''bak lamang anguih dek api, manitiak santan kalua rueh''indak lagi saya dapat untuak mamacik tampuak tangkai, mangganggam ma makan abih.
Beliau ini dalam pandangan saya saat ini, serupa pula lah bak pantun urang tuo :
Oi kabuik pailah baa,
Nak dapek bumi kapanasan,
Bagaluik api dalam bola,
Rancak tak dapek ka pamenan.
Kok kacinan bana awak, ka dipangakan, bak buah masak tagantuang tinggi, labek di ujuang ujuang rantiang, gata lah tangan nak manjambo, ka di panjek indak tagagai, ka di oyak batangnyo gadang, di juluak pingalan sayuik, kasudahanyo di tanuang sajolah dari jauah, di daguik sambia maningadah, mamandang sajo elok labiahi, ma makan ka indak juo.
Tapi saya percaya, KINANTAN ini tentu tak kan lupa dengan galanggang sampiknya ini, walau telah berlaga di galanggang besar, sama seperti hal nya saya yang juga tak kan pernah berhenti mencintai beliau, karena Canduang tak kan melepaskan begitu saja seseorang yang telah ''menyauak air dan mematah ranting'' di sini. tak guna saya berpanjang lidah pula di sini, karena keluh kesah saya tak kan berkisar dari pada cinta pada sosok MONISFAR S.Sos dan benci pada keberangkatan beliau ke baruah ini.
Andaipun saya sampaikan keluh kesah saya ini pada Agam 1, tentu tak jugalah ada gunanya, karena pertimbangan Agam 1 tentu telah matang, saya (sekali lagi harus mengakui) bahwa menjelang keputusan ini di ambil, tentu telah ''di baliak balah gan bak ma manggang, telah diindang di tampi tareh, indak takacak tabae saja'' keputusan ini doh. Lalu saya berfikir, akan sia-sia lah jikalau saya pun akan mempertanyakan keputusan ini, karena hanya akan ''sansaro sajolah kayu jadi baro, binaso dandang nan dek api, nasi manjadi karak sajo'' indak guna, sungguh indak berguna jikalau saya bantah atau saya pertanyakan. Hendak pula saya berpantun sebuah lagi untuk kecintaan saya ini :
KELOK BABALEH DI MANINJAU,
TAMPAK NAN DARI PANDAKIAN,
ULAH DEK KAREH SARUAN PULAU,
TAJARAK BIDUAK NAN JO TAPIAN.
Nak duo andai sairiang, tigo kok langkok panyudahi ;
BALAYIA BIDUAK DI LAUTAN,
MANUJU RANAH INDOGIRI,
DIKARANG BUNGO KA PAMENAN,
KOK TAK SUDAH MARACUN HATI.

PARAK RANG SATO NAN DI PIAMAN,
SINAN GUBALO MANYABIK RUMPUIK,
KOK LAH KAMBANG BUNGO DI HALAMAN,
KA MASAK TANGKAI DEK BASIRABUIK.
Nak pangatam kaba bakeh beliau, panutuik curito pahabih kaji.

Atok janjang bagonjong ampek
Tasabuik janjang ampek puluah
Di bawah Aua Tajungkang
Ba pasa banto saisuaknyo
Sayang denai tadorong amek
Nan bak ma nanai minyak panuah
Camehlah badan ka ta lenggang
Taserak juo moh kironyo
Jo alah tangih ka denai pujuak
Mumuak lah batin dek bapikia
Cinto tapauik kanduang rangguik kan
Kok leh tacinto nan kanduang isuak
Carilah jajak dalam aia
Dibaliak batu denai suruak kan

Cupak panuah gantang babubuang,
Pamenan anak Tigo Luhak,
Jatuah ka alam Minang Kabau,
Suriahan Datuak Katumanggungan,
Duo jo Datuak Parapatiah,
Salam simpuah sambah di anjuang,
Mintak maaf ambo banyak-banyak,
Ukua jo jangko kok talampau,
Naraco kok indak satimbangan,
IIndak sasuai agak jo agiah.
Saat ini telah menunggu pula bengkalai baru bagi kami nak rang Canduang, yaitu menyegehkan beranda hati kami untuk nahkoda baru Drs. Surya Wendri, mengisakan beliau untuk naik ke tengah rumah dan bersila pula sepanjang adat, baiyo batido pula dengan beliau ini untuk mailia sarato mamudiak gan nasib Canduang ini. Indak doh lai, molah di puta pulo baliang-baliang, diansua ansua pulo bangkalai, tak guno di ratok untuang, bakeh nangkodoh baru ambo bakandak:
Bujang banamo sutan deman
Ka pulau barulang jo parahu
Lautan lah jadi pamainan
Labuahan kami balun leh tau

Taluak tiku si Gunuang Padang
Tanamlah Sapek pajelokan
Angin basiru Biduak datang
Kamudi kama di piuah gan

Tigo tungkuih nasi di guguak
Lamak dimakan ateh ragaian
Tali putuih tiang taranyuak
Biduak nan usah ka tapian
Yo bakandak bana ambo bakeh Nangkodoh baru, samo di hadang lauik lapeh, uju nan uju sanduak kadang, angek jo dingin campuangi taruih, kami mairiang di balakang.

Taluak kabuang balai rang bunguih
Tatagak rumah di tapian
Sigai gantuang pisawek putuih
Dek kanduang tolong patenggangkan

Pacik kan janji pegang umanaik
Kok lai buliah pintak jo pinto
Nyampang kok mati di kanduang niaik
Lapehkan kami dari doso

Lah runtuah gunuang Marapi
Tampak di lereng pandakian
Sungguah bak nangko bana kini
Di ganggam nambek di lapehkan

MONISFAR TETAP BERSAMA MASYARAKAT CANDUANG

Lubuk Basung - Jum'at, 09/09/2011 |
Sebagai mantan wartawan Haluan, Monisfar, S.sos nampak optimis memangku jabatan barunya sebagai Kabag. HUMAS Sekda Agam yang telah dilantik dan diambil sumpahnya oleh Bupati Agam Ir. H. Indra Chatri, M.Sp Dt. Malako Nan Putiah pada Rabu (07/09) lalu di GOR Rang Agam Padang Baru Lubuk Basung bersama dengan 320 orang lainnya pejabat struktural eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Agam.
Monisfar telah menjabat sebagai Camat Canduang sejak 4 tahun yang lalu. Selama bertugas di Canduang banyak hal yang telah dilakukannya sehingga menorehkan berbagai prestasi dan prestise. Itu semua dikarenakan dukungan dan kerjasama masyarakat ungkap monisfar. Hal itu disebabkan karena pergaulannya yang luas ungkap salah seorang tokoh pemuda Canduang yang tidak mau disebutkan namanya. Itu semua karena ke ahlian dan kedekatannya dengan wartawan dan media kata salah seorang crew CMC.
Monisfar yang bergelar "Kayo" ini hampir disukai oleh 95% masyarakat Canduang, Kami merasa kehilangan kata Masril wali nagari Lasi. Monisfar menjawab walaupun saya bertugas di Lubuk Basung, namun saya tetap bersama masyarakat Canduang. Canduang sudah umpama kampung sendiri bagi saya. Banyak kawan, orang tua dan dunsanak saya disini. Saya tidak bisa melupakan jasa baik dari dunsanak-dunsanak sekalian.
Dengan tugas baru saya di kabupaten, saya berharap akan bisa membawa program yang banyak lagi ke Canduang. Selama menjadi camat, mungkin agak terbatas karena keterbatasan wewenang pula tanbah Monisfar.| CMC-003

CAMAT CANDUANG JADI KABAG HUMAS SEKDA AGAM

Lubuak Basung - Kamis/08/09/2011 |
Camat Canduang Monisfar, S.Sos dilantik oleh Bupati Agam Ir. H. Indra Chatri, M.Sp Dt. Malako Nan Putiah memangku jabatan baru sebagai Kepala bagian Hubungan Masyarakat di Sekretariat Daerah Kabupaten Agam Rabu siang (07/09) di GOR Rang Agam Padang Baru Lubuk Basung. Pelantikan itu bersamaan dengan 320 orang lainnya dalam acara "pengucapan sumpah dan pelantikan pejabat struktural eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Agam".
Monisfar mengatakan bahwa Camat Canduang yang baru pengganti saya akan dilantik oleh Bupati Agam bakda Jum'at (09/09) di gedung SKB Lasi. Monisfar belum mengatakan siapa Camat pengganti yang dimaksudkan itu.
Setelah pelantikan sebagai Kabag HUMAS Sekda Agam, Monisfar langsung meninjau kantor dan ruang kerjanya di lingkungan kantor Bupati Agam Padang Baru Lubuak Basuang. Setelah mendapat ucapan selamat dari para wartawan, Monisfar langsung meninjau kantor AMC (Agam Media Center) pusat informasi Kab. Agam yang terletak di belakang kantor bupati.
Sebelum berangkat pulang ke Bukittinggi, terlebih dahulu Monisfar memastikan rumah yang akan ia tinggali dan kendaraan dinas yang akan ditungganginya. Setelah semuanya selesai, rombongan Monisfar yang terdiri dari Fery Wahyu Danil, Zendiarman Bahar, Hutri, Ermawati dan Fitrayadi kembali ke Canduang dengan Daihatsu Terrios BA 115 B.| CMC-003

Arti Lambang

Adapun makna yang tersurat dan tersyirat dari lambang Kabupaten Agam :
1. Lambang berbentuk perisai segi lima dengan warna dasar merah.
2. Bagian dasar bagian atas dari lambang dengan dasar kuning AGAM dengan dasar hitam.
3. Bintang sudut lima dengan warna kuning.
4. Dua bilah keris bersilang, (sebilah terhunus, sebilah lagi dalam sarung) masing-masing dengan hulu bewarna kuning bintik-bintik hitam, yang terhunus bewarna putih tepi hitam dan sarung warna kuning bintikbintik hitam.
5. Setangkai padi dengan butiran 17 (tujuh belas) dalam warna kuning tepi hitam.
6. Buah kapas sebanyak 8 (delapan) dengan warna putih tepi hitam.
7. Balai adat dengan warna hitam.
8. Mesjid dengan warna putih.
9. Harimau campo dengan keadaan duduk dengan warna kuning bintikbintik hitam dan merah.
10. Tiga buah gunung dengan warna hitam.
11. Satu riak dan satu gelombang dengan warna putih.
12. Semboyan dengan tulisan " TALI TIGO SAPILIN" dengan warna hitam atas dasar kuning.

PENJELASAN
1. Lambang berbentuk perisai adalah penggambaran kekuatan dan pertahanan membela kepentingan Daerah dan Negara
2. Tulisan AGAM menggambarkan Daerah Kabupaten Agam.
3. Bintang dengan sudut lima dengan warna kuning menggambarkan dasar negara PANCASILA.
4. Dua bilah keris menggambarkan kekuasaan yang menghukum secara adil.
5. Padi dan kapas masing - masing 17 (tujuh belas) dan 8 (delapan) menggambarkan tujuan kemakmuran, yang sekaligus mengingatkan kepada Detik-detik yang bersejarah 17 Agustus.
6. Balai adat sebagai tempat musyawarah, penggambaran wajah Demokrasi di Minang Kabau.
7. Mesjid, perlambangkan kepercayaan masyarakat.
8. Harimau, menggambarkan sifat-sifat kewaspadaan masyarakat sesuai dengan historis Daerah Kabupaten Agam.
9. Air dan Gunung, merupakan sumber - sumber kemakmuran masyarakat satu riak dan satu gelombang penggambaran dua sumber air sebagai sumber kemakmuran masyarakat yakni air tawar dan
air asin.
10. " TALI TIGO SAPILIN " penggambaran penjalinan yang teguh Adat, Agama dan Pemerintah.

PENJELASAN ARTI WARNA
1. Merah berarti semangat yang menyala-nyala, kecintaan pada Negara dan Agama
2. Hitam berarti kuat, kokoh dan tahan tapo.
3. Kuning berarti kesabaran, keluhuran, kesejahteraan.

Peta Kabupaten Agam

• Terbagi kedalam 16 kecamatan, 82 nagari dan 467 jorong
Kecamatan
Nagari

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites